SMK INSAN PRIMA MANDIRI JL. KH. MUHAMMAD HASBULLAH NO. 100 DESA SUKABAKTI KEC. TAROGONG KIDUL GARUT

Jumat, 26 Oktober 2012

KHUTBAH IEDUL ADHA

Khutbah Idul Adha



* اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * وَللهِ الْحَمْدُ * اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَ اِلَهَ إِلاَّّ اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ َلا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ الله! إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Allahu akbar … Allahu akbar … Allahu akbar … walillahil hamdu ..
Hari ini adalah hari yang teristimewa, dimana Allah Swt, menamakannya sebagai  hari raya haji atau hari raya qurban. Karena pada saat ini, jutaan umat Islam yang berasal dari seluruh penjuru dunia sedang lebur dan tenggelam dalam melaksanakan ibadah haji dengan mengumandangkan takbir dan talbiyah silih berganti.

Setiap kali kita merayakan Id Adha, pasti kita akan kembali mengenang sejarah peristiwa berqurban yang telah dilakoni oleh dua hamba Allah yang ikhlas melaksanakan perintah Tuhan, seperti yang terlukis dan terpahat dalam satu rangkuman ayat yang amat sangat indah bahasanya di dalam al-Qur’an. Dimana dilukiskan dalam suatu dialog interaktif antara Nabi Ibrahim a.s. dengan anaknya Nabi Ismail a.s, ditugaskan untuk mengurbankan putra kesayangannya. Ketika Nabi Ismail a.s, menginjak usia remaja, sang ayah, yaitu Nabi Ibrahim a.s, mendapat perintah langsung dari Allah lewat mimpi yang benar, bahwa ia harus mengurbankan Ismail putra kesayangannya. Nabi Ibrahim a.s, duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi.

Hadirin yang berbahagia
Dapat kita bayangkan, bagaimana kegembiraan hati Ibrahim sang ayah ketika dianugerahi generasi pengganti dirinya yang telah didambakan sekian tahun lamanya, dan bagaimana tingkat kecintaannya terhadap putra tunggal, anak kandung sibiran tulang, cahaya mata, pelepas rindu, tiba-tiba harus dijadikan qurban, oleh tangan ayahnya sendiri. Tentu, suatu konflik batin yang bergejolak yang tejadi pada diri Nabi Ibrahim antara kecintaan kepada anak dan ketaatan memenuhi perintah ilahi.  Namun, cintanya kepada Allah jauh lebih besar dan lebih di atas daripada cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan materi kedunian lainnya.

Demikianlah Nabi Ibrahim dan Ismail a.s., membuktikan keimanan dan kecintaan serta ketaatan pada Allah, sehingga Allah menggantinya dengan kenikmatan yang tiada tara yaitu seekor sembelihan domba yang besar. Dan peristiwa inilah yang melatarbelakangi disyari’atkannya ibadah qurban yang senantiasa kita laksanakan setiap tanggal 10 sampai 13 Dzuhijjah.

Allahu akbar … Allahu akbar … Allahu akbar … walillahil hamdu ..
Menurut pandangan salah seorang ulama, terhadap peristiwa qurban Ismail, mengandung makna yang sifatnya simbolistik.  Pada dasarnya semua orang bisa saja berperan sebagai Ibrahim yang memiliki Ismail. Ismail yang kita miliki dapat berwujud sebagai anak, isteri yang cantik, harta benda yang banyak, pangkat, kedudukan yang tinggi, pendeknya segala apa yang kita cintai, yang kita dambakan, yang kita kejar-kejar dengan rela mempertaruhkan semua yang kita miliki. Ismail-ismail yang kita miliki itu, kadang dan bahkan tidak sedikit membuat kita terlena dan lalai serta terbuai dari gemerlapan duniawi yang menyebabkan melanggar ketentuan moral, etika dan agama, sehingga sulit kembali mengingat Allah swt.

Oleh karena itu, seyogyanya kita dapat berperan sebagai Ibrahim, untuk dapat menaklukkan Ismail-Ismail itu.  Janganlah kita dipalingkan dari Tuhan oleh hal-hal yang pada hakikatnya bersifat semu dan tidak abadi. Kita boleh memiliki apa saja di dunia ini, asalkan halal. Kita boleh saja kita memiliki uang bermilyar-milyar banyaknya, asal tidak menipu dan menyengsarakan orang lain. Bahkan lebih dari itu kita boleh menguasai dunia ini asal tahu batas kemampuan kita. Akan tetapi jangan sekali-kali dunia yang kita cintai ini menjadikan dan membiarkan kita terbuai dan terlena,  sehingga lupa hakikat diri kita sebagai makhluk yang beriman kepada Allah swt. dan sebagai manusia yang beraqidah

Allahu akbar … Allahu akbar … Allahu akbar … walillahil hamdu ..
Pada zaman yang akhir-akhir ini oleh masyarakat Indonesia dinamakan lagi sebagai zaman reformasi, tampak jelas dan tidak terbantahkan bahwa cinta duniawi telah merebak dan mewabah mencemari perilaku hidup dan kehidupan manusia, di mana manusia dipandang sebagai obyek, bukan sebagai subyek. Kadar dan nilai manusia ditentukan seberapa jauh nilai materi yang dimilikinya. Tinggi rendahnya nilai kehormatan manusia tergantung dari lebel-lebel keduniaan yang melekat pada diri manusia itu sendiri. Maka wajarlah jika manusia zaman sekarang ini merasa asing bahkan bingung hidup di atas bumi yang melahirkannya.

Oleh karena itu, penyembelihan qurban hari ini,  sepantasnya membuat kesadaran baru ke dalam diri individu setiap manusia. Kesadaran baru itu ialah memahami akan hakikat keberadaan manusia dalam kosmos alam Allah ini,

Penyembelihan qurban merupakan suatu tindakan penundukan dan penguasaan kecenderungan-kecenderungan hewani dalam diri manusia itu sendiri yang dalam bahasa agama disebut al-nfasu al-ammârah dan al-nafsual-lawwamah, yakni keinginan-keinginan rendah yang selalu mendorong atau menarik manusia ke arah kekejian dan kejahatan.

Hadirin yang berbahagia
Namun sayang, pada kenyataannya terdapat kesenderungan, bahwa  makna dari kerelaan berqurban masih kurang mendapat perhatian dan penghayatan yang memadai, karena masih banyak di antara mereka yang berperan di bundaran dunia fana’ ini, cuma menanti pengorbanan orang lain, bahkan andai kebetulan ia menjadi seorang atasan, berpangkat dan berkedudukan, maka diperasnya bawahannya agar sudi berkorban baginya, demi kenikmatan egonya, demi prestise kejayaannya dan lain-lain.

Allahu akbar … Allahu akbar … Allahu akbar … walillahil hamdu ..
Qurban disyariatkan guna mengingatkan manusia, bahwa jalan menuju kebahagiaan membutuhkan pengorbanan.  Akan tetapi yang dikorbankan bukan manusia, bukan pula kemanusiaan. Namun yang dikorbankan adalah binatang, yang sempurna lagi tidak cacat, sebagai indikasi, agar sifat-sifat kebinatangan yang sering bercokol pada diri kita, harus dienyahkan serta  dibuang jauh-jauh. Misalnya: sifat mau menang sendiri walau dengan menginjak-injak hak orang lain,  sikap tamak dan rakus walau kenyang dari kelaparan orang lain, bahagia dan senang walau menari-menari di atas penderitaan orang lain, mabuk kuasa dengan ambisi yang tidak terkendali, sombong, serta angkuh, iri hati dan dengki, tidak rela disaingi, tidak mau dikritik, tidak mampu mendengar nasihat dan lain sebagainya.

Hikmat inilah yang diajarkan dalam berqurban, seperti dalam firman Allah swt. QS. Al-Hajj (22): 37

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَاوَلَا دِمَاؤُهَاوَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَالَكُمْ لِتُكَبِّرُوااللَّهَ عَلَى مَاهَدَاكُمْ وَبَشِّرِالْمُحْسِنِينَ


“Daging-daging dan darah binatang qurban itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi apa yang akan sampai kepadaNya hanyalah ketaqwaan. Demikianlah dia memperuntukkan binatang ternak itu bagiMu semoga kamu mengagungkan Allah. Allah berkenan dengan petunjukNya kepadamu, lalu berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang membuat kebajikan.”

Hadirin dan hadirat yang berbahagia,
Di samping itu, lewat ajaran perintah berqurban, islam mengajarkan, mendidik, serta menyadarkan umat ini, bagaimana membangkitkan kepekaan dan kepedulian sosial kita kepada sesama saudara kita yang lain, yaitu membantu terbinanya pengentalan persaudaraan yang hakiki, cinta kasih dan tanggung jawab antara sesama ummat, serta terwujudnya pemerataan pendistribusian protein hewani untuk meningkatkan gizi masyarakat dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan pengabdian-nya kepada Allah dan sesamanya.

Allahu akbar … Allahu akbar … Allahu akbar … walillahil hamdu ..
Hadirin hadirat rahimakumullah,
Mengakhiri khotbah kita pada kesempatan ini, marilah kita bersama-sama memusatkan ingatan kita kepada Allah seraya mengangkat tangan dan memohon do’a ke hadirat-Nya.

Ya Allah, ya Tuhan kami, pada hari ini kami berkumpul merayakan hari yang Engkau agungkan, hari yang sangat bersejarah dalam kehidupan umat manusia, khususnya manusia yang mengakui keberadaan dan kemahabesaran-Mu. Oleh karena itu ya Allah, kami bermohon kepadamu, kiranya senantiasa berkenan melimpahkan rahmat dan kasih sayang kepada kami sehingga kami mampu menjalankan semua yang engkau perintahkan dan meninggalkan semua larangan-Mu.

Ya Allah, ya Tuhan kami, Tuhan yang senantiasa mendengarkan semua pengaduan hambanya, anugrahilah kami rezeki yang mulia serta hati yang ikhlas untuk senantiasa rela berkorban demi memenuhi panggilan-Mu. 

Ya Allah, anugrahkan pula kepada kami hati yang pandai bersyukur, sehingga kami dapat mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah ya Tuhan kami, limpahkanlah rezeki yang Engkau berkati dan jadikanlah rezeki itu sebagai alat untuk memperkokoh silaturahmi di antara kami, dan bukan menjadi bala’ atau ssumber bencana atas kami.

Ya Allah, ya gaffâr ya Rahman, ya Rahim, ampunilah dosa dan kesalahan kami, ampunilah segala dosa dan kesalahan ayah dan ibu kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangai dan mendidik kami sewaktu kecil.

Ya Allah, ya Mujibassailin, perkenankanlah semua permintaan kami.

Rabu, 24 Oktober 2012

SENI BUDAYA SMK

PEMBELAJARAN 1

A.    Pengertian Apresiasi
Kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris ‘to apreciatie’ artinya menghargai. Adapun dalam bahasa Indonesia apresiasi diartikan penikmatan karya seni dengan adanya pengertian yang baik, karena memahami karya seni tersebut. Untuk itu, agar dapat mengapresiasi karya seni rupa dengan baik, maka tentunya harus memahami dasar keilmuan seni rupa.
Langkah pertama memahami dasar keilmuan seni rupa adalah memahami hakekat dari seni yang bisa disarikan dalam dua pokok yaitu memahami kebudayaan dan memahami bentuk seni.

1.    SKEMA KEBUDAYAAN

Manusia memiliki dua unsur dalam dirinya yaitu jasmani dan rohani. Karena kedua hal yang dimilikinya itu, maka manusia mempunyai kemampuan cipta (pikiran), rasa (perasaan), dan karsa (kehendak, kemauan). Inilah tiga milik dasar manusia yang membedakannya dengan mahluk hidup lainnya.
Kemampuan cipta, rasa, dan karsa memungkinkan manusia membakukan kebiasaan dalam kehidupan sehari-harinya menjadi kebiasaan yang berulang dan terus berkembang. Inilah yang kemudian dikenal dalam konsep tradisi konvensional sebagai adat. Sedangkan dari sudut pandang ilmu pengetahuan secara umum adat dikenal dengan sebutan BUDAYA.
Setiap manusia dimuka bumi ini memiliki budaya, dan inilah sesungguhnya yang membuat manusia dapat terus bertahan hidup di muka bumi sampai sekarang, dibandingkan mahluk Dinosaurus yang walau secara fisik, bentuk, ukuran, dan kekuatan jauh lebih memungkinkan bisa bertahan hidup, tetapi akhirnya punah; yang tersisa tinggal sedikit fosilnya saja. Hal ini terjadi karena Dinosaurus tidak memiliki budaya mempertahankan hidup, mereka hanya memiliki naluri mempertahankan hidup. Naluri ini tidak bisa diajarkan atau dikembangkan diluar batas kemampuan pemiliknya, berbeda dengan budaya yang bisa terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Setiap satu manusia tidak hanya memiliki satu budaya, tetapi terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan dirinya. Budaya sekelompok manusia tentu lebih beragam lagi, sesuai dengan keragaman manusia itu sendiri. Kesimpulan yang kita dapatkan sekarang, adat kebiasaan yang sejenis kita sebut ‘BUDAYA’ sedangkan kumpulan adat kebiasan yang beragam atau budaya-budaya manusia kita sebut ‘KEBUDAYAAN’

2.    SKEMA KESENIAN


Berdasarkan skema di atas, dikenalkan tiga bentuk kebudayaan yaitu filsafat, kesenian, dan ilmu pengetahuan.
Dalam kontek sama seperti kebudayaan yang berarti bentuk jamak budaya, maka kesenian juga merupakan bentuk jamak dari seni. Jadi kesenian merupakan kumpulan dari seni-seni yang tidak sejenis, seperti dalam skema di atas terbagi dalam tiga kelompok yaitu seni suara, seni rupa, dan seni gerak.

Seni suara terbagi lagi dalam dua kelompok yaitu seni sastra dan seni musik, sedangkan seni gerak kemudian menjelma menjadi seni tari. Bila semua seni di atas digabung maka akan menjelma menjadi seni teater (seni drama). Oleh sebab itu, seni teater disebut juga dengan istilah seni kolektif (colectiv arts).

Arti dimensi dalam seni rupa adalah ukuran. Jadi dua dimensi artinya memiliki dua ukuran, yaitu panjang dan lebar; contohnya seni gambar dan seni lukisan. Sedangkan tiga dimensi artinya memiliki tiga ukuran, yaitu panjang, lebar dan isi (volume atau ketebalan); contohnya seni kriya ukuran dan seni arsitektur.


B.    Penggolongan Seni
1.    Zaman Yunani dan Romawi Kuno, sampai Abad Pertengahan, yaitu :
  • Vulgar Art (seni kasar), yaitu seninya para budak, pekerja tambang, dan pekerja kasar lainnya.
  • Liberal Art (seni bebas), yaitu seninya para cerdik pandai, orang-orang yang menggeluti ilmu pengetahuan dan seni.
Pada permulaannya jarak antara Vulgar Art dan Liberal Art nampak jelas, tapi sesuai dengan perkembangan zaman semakin lama semakin kabur.

2.    Abad ke-18 di Perancis timbul pengelompokan seni  dari Charles Batteaux (1713-1780), yaitu :
  • Fine Art (seni murni), yaitu seni yang diciptakan hanya untuk dinikmati keindahan seninya saja; contohnya lukisan karya Raden Saleh yang berjudul ‘Antara Hidup dan Mati’
  • Useful Art (seni bermanfaat) atau Applaid Art (seni terapan) atau Practical Art (seni praktis) atau Technical Art (seni teknis), yaitu seni yang diciptakan selain memiliki nilai keindahan juga mempunyai kegunaan tertentu dalam kehidupan manusia; contohnya kursi yang diberi ukiran.
  • Selain pengelompokan Fine Art dan Useful Art, pada masa itu timbul juga pengelompokan seni dengan tema lain, yaitu :
  • Mayor Art (seni besar), yaitu seni yang diciptakan bertitik tolak hanya untuk keindahannya saja. Jadi pada dasarnya sama dengan pengertian Fine Art.
  • Minor Art (seni kecil), yaitu seni yang diciptakan selain memiliki keindahan juga memiliki kegunaan tertentu. Jadi pada dasarnya sama dengan pengertian Useful Art
  • Decoration Art (seni hias), yaitu seni yang ada diantara Mayor Art dan Minor Art. Contohnya hiasan janur kuning dalam ruangan resepsi pernikahan, secara bentuknya memiliki nilai keindahan, tapi disamping itu memiliki manfaat untuk menghiasi ruangan.

3.    Oswald Kulpe mengelompokkan seni berdasarkan penampilannya, yaitu :
a.    Auditory Art (seni pendengaran):
1)    dengan nada :
  • dari alat tunggal, diantaranya gitar, kecapi, seruling, terompet, dll
  • dari alat majemuk, diantaranya band combo, orkestra, dll
2)    dengan kata :
  • kata berirama, diantaranya puisi, dll
  • kata tak berirama, diantaranya prosa, dll
3)    Perpaduan nada dan kata, diantaranya seni vokal, dll

b.    Visual Art (seni penglihatan) :
1)    bentuk dua dimensi (dwimatra) :
  • tanpa gerak, diantaranya seni rupa, dll
  • dengan gerak, diantaranya seni film, dll
2)    bentuk tiga dimensi (trimatra) :
  • tanpa gerak, diantaranya seni rupa, dll
  • dengan gerak, diantaranya seni film, dll

c.    Auditory and Visual Art (seni pendengaran dan penglihatan) :
1)    dengan nada dan gerak, diantaranya musik, seni tari, dll
2)    dengan kata, gerak,dan pemandangan, diantaranya seni drama, dll
3)    dengan nada, kata, gerak, dan pemandangan, diantaranya seni opera, dll

C.    Pengertian Seni
Sampai saat ini sebenarnya belum ada pembatasan pengertian seni yang dapat memuaskan semua pihak, namun untuk kepentingan pembelajaran di sini akan dikemukakan beberapa pengertian seni, di antaranya :
  • Seni adalah hasil getaran jiwa dan keselarasan dari perasaan serta pikiran yang mewujudkan sesuatu yang indah dan murni.
  • Seni adalah ungkapan jiwa, sesuatu ekspresi yang langsung berhubungan dengan penglihatan, pendengaran, dan peradaban.
  • Seni adalah ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk karya yang indah.
  • Seni adalah emosi yang menjelma menjadi suatu ciptaan yang nyata.

D.    Sifat Dasar Seni
  1. Kreatif, karena merupakan rangkaian kegiatan manusia yang menghasilkan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah dihasilkan oleh manusia lain.
  2. Individual, karena seni itu pada dasarnya bersifat pribadi baik penciptaannya maupun penikmatannya, dan kepribadian ini menonjol sebagai ciri khas dari penciptanya yang mandiri.
  3. Perasaan, karena seni tercipta atas landasan perasaan yang kuat dari penciptanya.
  4. Keabadian, karena suatu karya seni yang sudah tercipta akan tetap ada meskipun penciptanya dan karya seninya itu sudah tidak ada.
  5. Semesta, karena seni ada pada setiap diri manusia, tumbuh sepanjang sejarah manusia dimanapun dimuka bumi ini.

E.    Karya Seni
Karya seni lahir dari tumbuhnya suatu perasaan seseorang yang dalam dan kuat, yang menjelma dalam jiwanya kemudian menjadi pendorong hasratnya untuk mewujudkannya kedalam suatu bentuk karya seni yang nyata sesuai dengan gagasannya. Adapun karya seni yang dianggap baik adalah yang mempunyai nilai keindahan (estetis), disamping dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk kehidupan manusia.
Untuk dapat menjadikan atau menciptakan karya seni yang baik, dituntut sang pencipta seni memiliki pengalaman dan pengetahuan seni yang luas, dan disamping itu memiliki kemampuan teknis untuk mewujudkan seninya. Jadi pada prinsifnya sang pencipta seni harus nemiliki idea phykhologis yang berakar pada pengalaman dan pengetahuan, dan idea teknis yang berakar pada kemampuan teknis mewujudkan ide seninya.

F.    Teori Keindahan Seni
Suatu karya seni yang mempunyai nilai keindahan dapat pula disebut karya seni yang estetis. Kata estetis atau estetika sering dihubungkan dengan cabang ilmu filsafat tentang keindahan yaitu teori keindahan atau Teori of Beauty.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan ialah mengenai sifat dasar dari keindahan itu sendiri yang dalam penikmatan karya seni dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :
  1. Teori Objektif, yang berpendapat bahwa keindahan itu terdapat pada objeknya. Tokoh yang menganut teori ini diantaranya Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
  2. Teori Subjektif, yang berpendapat keindahan bukan terdapat pada objeknya, tapi merupakan tanggapan dari subjek yang menikmati objek. Tokoh yang menganut teori ini diantaranya Hendri Home, Lord Ashley, dan Edmund Bruke.
Monroe Breadsky dalam bukunya ‘Aesthetics : Problems in the philosophy of criticism’ mengemukakan tentang ciri-ciri estetis atau ciri-ciri yang membuat sesuatu menjadi indah dalam tiga bagian, yaitu :
  1. Unity (kesatuan), bahwa sesuatu yang memiliki nilai estetis harus merupakan kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya yang terjalin secara baik dan sempurna.
  2. Complexity (kerumitan), bahwa sesuatu yang memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah sederhana, tetapi merupakan paduan kerumitan tertentu; yang bisa karena saling berlawanan, saling mengimbangi, saling isi, dan sebagainya kemudian terjalin secara halus  dalam perhitungan matang dan akurat.
  3. Intensity (kesungguhan), bahwa sesuatu yang bernilai estetis harus memiliki kualitas atau nilai tertentu yang menonjol dalam penampilannya. Nilai ini bisa bersifat lembut, kasar, duka, gembira, suram, ceria, dan sebagainya yang ditampilkan secara penuh kesungguhan.

G.    Fungsi Seni
  1. Fungsi individual bahwa karya seni yang diciptakan semata-mata hanya sebagai pencurahan ekspresi penciptanya, sehingga bebas menentukan ide dan gagasannya secara pribadi untuk mencapai kepuasan batin dirinya. Namun secara kenyataannya, hasil karya tersebut akhirnya bisa juga dinikmati oleh orang lain yang memiliki kesamaan visi dan misi.  Contohnya lukisan tema ‘kucing’ yang dibuat oleh pelukis Popo Iskandar, diciptakan sebagai pencurah ekspresi pribadi penciptanya, tetapi kemudian masyarakat menyukainya, sehingga akhirnya menjadi milik masyarakat juga
  2. Fungsi sosial bahwa karya seni yang diciptakan memiliki visi dan misi untuk bermanfaat langsung bagi orang lain Contohnya Candi Borobudur dibangun atas perintah raja keluarga Syailendra untuk kebutuhan masyarakat yang beragama Budha saat itu, dan sampai sekarang tetap diakui sebagai arsitektur yang luar biasa, bahkan sudah menjadi milik masyarakat dunia internasional.

Selasa, 23 Oktober 2012

PENGEMBANGAN DIRI

Ekstrakurikuler  / Keg.  Pengembangan  Diri   adalah  kegiatan  yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri dengan kebutuhan, bakat, minat, sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan ini difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, Guru/tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler

PROFIL

A. LATAR BELAKANG
  1. Pertumbuhan yang sangat pesat dari lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia akhir-akhir ini, seperti Bank Syariah, Unit Usaha Syariah, BPR Syariah, Koperasi Jasa Keuangan Syariah, BMT, BAZ dan lain-lain yang tidak diimbangi dengan ketersediaan SDM yang ahli di bidang tersebut.
  2. Masih banyaknya lulusan SMP/MTs yang tidak bisa atau tidak mau meneruskan sekolah karena berbagai alasan.
  3. Banyak siswa setelah lulus SMA yang menjadi pengangguran karena sulit mencari pekerjaan atau tidak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  4. Optimalisasi pemanfaatan bangunan dan kelas SMP Al-Kohar.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
  1. Menyediakan pendidikan kejuruan yang menghasilkan lulusan yang siap kerja di sector perbankan dan lembaga keuangan syariah.
  2. Menghasilkan lulusan yang siap dan berani hidup mandiri.
  3. Membantu program pemerintah dalam menyediakan pendidikan untuk menampung siswa lulusan SMP/MTs yang selama ini tidak mampu melanjutkan sekolah.
  4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah melalui pengembangan usaha yang dipelopori sekolah.
C. VISI dan MISI

Visi
Menyelenggarakan program pendidikan kejuruan yang menghasilkan lulusan siap kerja dan mampu hidup mandiri dalam era globalisasi dengan biaya yang terjangkau

Misi  
 
  • Mendidik siswa menjadi insan yang bertaqwa, berkarakter, dan Berakhlaqul Karimah.
  • Membangun kompetensi siswa yang unggul, mampu bersaing di era globalisasi.
  • Melatih para siswa untuk dapat hidup mandiri.
  • Membantu pemerintah dalam mengembangkan    pendidikan kejuruan
NILAI-NILAI DASAR  SMK INSAN PRIMA MANDIRI
  • Beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia
  • Saling hormat menghormati tanpa memandang perbedaan.
  • Bersemangat dan belajar dengan sungguh-sungguh.
  • Disiplin dan menghargai waktu.
  • Senantiasa bersikap jujur dan bertanggungjawab
  • Bekerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan
STRATEGI PENDIDIKAN SMK INSAN PRIMA MANDIRI
  • Menciptakan suasana belajar yang Islami dan melatih siswa untuk mempraktekkan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mewajibkan siswa untuk menguasai bahasa asing secara aktif dan pasif (khususnya Bahasa Inggris dan Arab)
  • Membangun keterampilan praktis perbankan syariah melalui praktek langsung.
  • Membangun Koperasi, Baitulmal Wattamwil, dan unit-unit usaha lainnya yang sekaligus berfungsi sebagai tempat praktek dan melatih para siswa untuk hidup mandiri.
  • Menyediakan asrama siswa agar tercipta lingkungan belajar secara total (Boarding School).
  • Merekrut guru yang berkualitas yang berupaya untuk terus ditingkatkan kompetensinya.
  • Senantiasa menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah

PERBANKAN SYARIAH

Perbankan Syariah

Kompetensi Keahlian Perbankan Syari’ah merupakan program yang masih baru, dibuka sebagai langkah menangkap peluang, dimana dunia Keuangan syari’ah sedang mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Sementara sumber daya insani dalam bidang tersebut masih terbatas. Oleh karena itu SMK Insan Prima Mandiri bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkait menyiapkan layanan pendidikan keahlian perbankan syari’ah

Target Kemampuan Tamatan

diharapkan terhadap peserta didik program perbankan syari’ah setelah tamat :
  1. Tamatan memiliki kemampuan menjadi seorang Customer service pada suatu lembaga keuangan syari’ah yang menguasai secara baik product knowledge bank syari’ah.
  2. Tamatan mampu mengelola transaksi mudharobah, murabahah dan lain-lain
  3. Tamatan mampu mengerjakan pekerjaan yang bersifat  administratif secara umum

Contact

Jl. KH. Muhammad Hasbullah No. 100 Rancamaya - Garut email: smk.ipman@gmail.com